Minggu, 21 Mei 2017

Makalah Konsep Sehat Sakit



Mungkin anda sudah sering mendengar kata sehat dan sakit, namun apakah anda tahu mengenai pengertian sehat dan sakit yang sebenarnya menurut Undang-Undang, dan menurut Worl Heatlh Organization (WHO). di dalam makalah ini saya akan membahasnya. namun bukan hanya pengertian Konsep sehat dan Sakit saja, namun juga ada :
  • Konsep Pendidikan Sehat,  
  • Konsep Promosi Kesehatan,  
  • Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kesehatan,  
  • Setting dan Audiens Pendidikan Kesehatan, dan  
  • Hubungan Antara Sehat, Pendidikan, Promosi Kesehatan, dan Tingkat Pencegahan Penyakit. 
 
Berikut isi makalahnya silahkan anda simak dengan baik.
A.  KONSEP SEHAT DAN SAKIT
1.    Definisi Sehat
a.    Menurut Undang – Undang Kesehatan N0.36  Tahun 2009.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b.    Menurut World Health Organization (WHO).
Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial yang lengkap, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.

2.    Definisi Sakit
a.    Definisi Sakit Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Sakit adalah suatu keadaan tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita suatu penyakit (seperti demam, sakit perut dan sebagainya).
b.    Menurut Definisi Medis.
Sakit adalah sebuah perasaan, pengalaman tidak sehat yang sepenuhnya pribadi, bagian dalam seorang orang pasien. Seringkali disertai penyakit, tapi penyakit ini mungkin dideklarasikan, seperti pada tahap awal kanker atau TBC atau diabetes. Kadang-kadang penyakit ada di mana tidak ada penyakit dapat ditemukan.


B.  KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN
Menurut (notoatmodjo.2011) pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku mereka, untuk mencapai tingkat kesehatannya secara optimal. melalui suatu proses belajar yaitu terjadinya perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan kesehatan itu adalah :proses belajar pada individu, kelompok, atau masayarakat dari tidak tahu nilai-nilai kesehatan menjadi tahu akan nilai-nilai kesehatan. dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu mengatasi masalah kesehatannya.

C.  KONSEP PROMOSI KESEHATAN
1.    Hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.Dengan kata lain, Promosi Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).
2.    Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan faktor- faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
3.    Menurut Departemen Kesehatan RI Tahun 2005, Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO, Indonesia merumuskan pengertian Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

D.  FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN
Ada beberapa faktor yang behubungan dengan kesehatan yaitu :
1.    Lingkungan (environment).
2.    Perilaku (behavior).
3.    Pelayanan kesehatan (health services).
4.    Keturunan (heredity).

a.    Lingkungan (environment).
Lingkungan disini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi. Intervensi terhadap faktor lingkungan fisik yaitu dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan, sedangkan intervensi terhadap lingkungan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam bentuk program-program peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi masyarakat, penstabilan politik dan keamanan.

b.    Perilaku (behavior)
Perilaku mempengaruhi lingkungan pelayanan kesehatan. Bila seseorang berperilaku positif terhadap lingkungan dan kesehatannya maka seseorang akan mendapatkann feedback yang positif pula.

c.    Pelayanan kesehatan (health services)
Intervensi terhadap pelayanan kesehatan adalah dalam bentuk penyediaan dan perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan.

d.   Keturunan (heredity)
Intervensi faktor keturunan adalah penasihat perkawinan, dan penyuluhan kesehatan khususnya bagi kelompok yang mempunyai resiko penyakit keturunan.
Keempat faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku dan perilaku juga mempengaruhi lingkungan dan mempengaruhi pelayanan kesehatan.

E.  SETTING DAN AUDIENS PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan memiliki ruang lingkup yang dapat dilihat dari berbagai dimensi. Antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
1.    Sasaran Pendidikan Kesehatan :
a.    Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.
Pendidikan ini harus dilakukan dengn metode yaitu;
1)   bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), untuk dapat merubah perilaku klien, dengan cara ini kontak klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat di korek dan dibantu penyelesaiannya. Pada akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2)   Sebelum melakukan konseling wawancara klien terlebih dahulu untuk dapat menggali informasi mengapa ai tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau diadopsi itu belum mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b.    Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok.
Metode pendidikan kesehatan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Kelompok besar
1)   Ceramah : metode ceramah cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2)   Seminar : hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

Kelompok kecil
1)   Diskusi kelompok : dalam metode ini formasi tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan berupa pertanyaan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.
2)   Curah pendapat (Brain Storming) : Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
3)   Bola salju (Snow Balling) : kelompok dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4)   Kelompok kecil-kecil (Buzz group) : Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5)   Memainkan peranan (Role Play) : Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6)   Permainan simulasi (Simulation Game) : Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

c.    Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
1)   Ceramah umum (public speaking). Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.
2)   Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
3)   Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.
4)   Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
5)   Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
6)   Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

2.    Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan :
a.    Pendidikan kesehatan di dalam keluarga (rumah).
Sasaran utama pendidikan kesehatan ini adalah orang tua, karena mereka merupakan peletak dasar perilaku terutama bagi anak-anaknya. Dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua, maka mereka akan memiliki perilaku kesehatan yang baik dengan begitu maka anak-anak di keluarga mereka akan mengikuti perilaku kesehatan yang mereka lakukan. Sebagai contoh : jika orang tua mengetahui bahwa begadang di malam hari adalah sesuatu yang tidak sehat, maka mereka akan melarang anak-anaknya begadang, dan pada akhirnya anak-anak tersebut akan terbiasa dan mereka akan mengikuti orang tuanya.

b.    Pendidikan kesehatan di sekolah.
Sasaran utama pendidikan kesehatan di sekolah adalah murid, agar mereka memiliki pengetahuan dan lebih peka terhadap kesehatan, biasanya di sekolah sering diadakan program atau penyuluhan tentang kesehatan yang dilakukan oleh guru atau pekerja pelayanan kesehatan. sebagai contoh di sekolah di adakan organisasi PMR (palang merah remaja) dengan begitu para murid yang mengikuti organisasi tersebut akan mengetahui cara untuk melakukan penangan pertama kepada temannya yang sakit atau terluka, guru di sekolah sering memberitahukan kepada murid-muridnya harus mimilih dan memilah jajanan yang sehat dan steril dari kuman. Dan disekolah sering di tempelkan poster-poster tentang pengetahuan, dan pencegahan penyakit tertentu.

c.    Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan.
Pendidikan kesehatan ini dilakukan di rumah sakit, di puskesmas, di klinik, dan sebagainya. Dengan sasaran pasien atau keluarganya. Biasanya di beberapa rumah sakit dikembangkan unit pendidikan/promosi kesehatan disebut PKMRS (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit). PKMRS adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, keluarga dan kelompok masyarakat sehingga pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran sesuai sosial budaya masing-masing. Program ini berisi edukasi dengan mengadakan penyuluhan kesehatan, informasi tentang kesehatan, dan upaya pencegahan penyakit dan perubahan perilaku untuk hidup sehat.

d.   Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja.
Pendidikan kesehatan ini memiliki sasaran yaitu buruh atau karyawan, melalui para manager institusi tempat kerja, sehingga mereka peduli dan mau berbuat untuk meningkatkan kesehatan pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan kesehatan di tempat kerja, misalnya pembentukan unit K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Dengan diadakannya penyuluhan atau program kesehatan oleh institusi tempat kerja maka para karyawan akan mendapatkan pengetahuan kesehatan dan mereka dapat menjalankannya.

e.    Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum (TTU).
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah masyarakat, melalui para pengelola tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, pusat perbelanjaan, taman kota, tempat-tempat olah raga, dan sebagainya. Tempat-tempat tersebut harus dilengkapi fasilitas kesehatan dan sanitasi terutama WC umum dan air bersih. Selain itu sebaiknya diimbangi dengan himbauan-himbauan kesehatan dan kebersihan melalui leaflet, poster, spanduk, dll.

3.    Tingkat Pelayanan Kesehatan
a.    Promosi Kesehatan (health promotion).
Tindakan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan agar dapat melakukan pencegahan penyakit. Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan higiene perorangan, dan sebagainya.
Contoh:
1)   Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas dan kwantitasnya.
2)   Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
3)   Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
4)   Konseling pernikahan dan pendidikan seks.
5)   Skrining genetik.

b.    Perlindungan Khusus ( specific protection).
Bentuk pelayanan perlindungan khusus misalnya imunisasi, karena banyaknya orang yang tidak mengetahui pentingnya imunisasi sebagai bentuk perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anaknya. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit, dan menghentikan penyebaran penyakit tertentu.
Contoh:
1)  Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
2)  Isolasi terhadap orang yang menderita penyakit menular. misalnya yang terkena flu burung ditempatkan di ruang isolasi.
3)  Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
4)  Perlindungan terhadap bahaya kerja.
5)  Perlindungan dari karsinogen.
6)  Perlindungan dari kecelakaan.

c.    Diagnosis Dini dan Perlindungan Segera ( early diagnosis and prompt treatment).
Pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini. Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit, maka sulit untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Tindakan ini bertujuan untuk menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan pengobatan dengan cepat dan tepat.
Contoh:
1)   Pengobatan yang cepat dan tepat bagi setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)   Melakukan pemeriksaan selektif untuk memulihkan dan mencegah proses penyakit, mencegah penyakit menular, mencegah komplikasi dan akibat lanjutan, mempersingkat periode kecacatan.
3)   Mencari kasus melalui survei skrining individual dan massal.

d.   Pembatasan cacat (disability limitation)
Tindakan ini bertujuan untuk penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. Karena kurangnya pengertian dan kesadaran di masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, masyarakat sering tidak melanjutkan pengobatannya hingga tuntas. Yang mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau mengalami ketidakmampuan.
Contoh:
1)   Penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan untuk membatasi kecactan dan mencegah kematian.
2)   Terapi adekuat untuk menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi atau akibat lebih lanjut.

e.    Rehabilitasi (rehabilittions).
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya diperlukan latihan-latihan tertentu. Biasanya orang yang cacat menjadi malu untuk kembali ke masyarakat. Dan tidak jarang masyarakat tidak menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Pendidikan kesehatan diperlukan bukan untuk orang yang cacat saja tetapi juga untuk masyarakat, agar mereka lebih mengerti akan pendidikan kesehatan.
Contoh:
1)   Penyediaan fasilitas rumah sakit dan komunitas untuk pelatihan kendali dan pendidikan untuk memaksimalkan penggunaan kemampuan yang tersisa.
2)   Pendidikan kepada masyarakat dan industri untuk memberdayakan klien rehabilitasi setinggi mungkin.
3)   Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi orang yang cacat, mantan PSK, mantan pemakai NAPZAdan lain-lain.

F.     HUBUNGAN ANTARA SEHAT, PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN DAN TINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT 
 
1.    Komunikasi DK (dinamika kelompok) : adalah salah satu metode pendidikan kesehatan yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada sasaran pendidikan.
Contoh dinamika kelompok: keluarga,RT,kawan sepermainan, kelompok agama, partai politik, perhimpunan serikat kerja, dan lain-lain.
2.    PPM (pengembangan dan pengorganisasian masyarakat) : melalui PPM diharapkan masyarakat dapat mengorganisasi komunitasnya sendiri untuk berperan serta dalam penyediaan fasilitas, agar memperoleh perubahan perilaku yang diharapkan secara efektif.
Contoh: Pengembangan masyarakat lokal (PML), Perencanaan sosial (PS).Aksi sosial (AS)

3.    Pemasaran sosial (social marketing) : bertujuan untuk memasyarakatkan produk kesehatan baik berupa peralatan, fasilitas maupun jasa-jasa pelayanan. Pemasaran sosial di perlukan untuk intervensi pada faktor pendukung.
Contoh pemasaran sosial: memberikan contoh produk kesehatan gratis kepada masyarakat, mempromosikan produk kesehatan di acara-acara tertentu.
4.    P.O (pengembangan organisasi) : agar organisasi dapat berfungsi sebagai faktor pendukung dan pendorong perubahan perilaku kesehatan masyarakat, itinstitusi kesehatan sebagai organisasi pelayanan kesehatan dan organisasi-organisasi masyarakat harus dikembangkan.
Contoh pengembangan organisasi : mengembangkan posyandu, bina keluarga balita (BKB) menjadi lebih baik lagi, mengembangkan organisasi kesehatan masyarakat, mengembangkan program kesehatan masyarakat keliling terpadu (prosmiling terpadu), dan lain lain.

Menurut Green perilaku dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama, yakni :
1.    Predisposing factor (faktor mendasar) ; pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan yang dianut masyarakat, sistem nilai sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi, dan sebagainya.
2.    Enabling factor (faktor pemungkin) ; ketersediaan fasilitas kesehatan, ketersediaan dan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, dan sebagainya.
3.    Reinforcing factor (faktor penguat) ; sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh agama serta petugas kesehatan, undang-undang dan atau aturan-aturan yang terkait dengan kesehatan, dan sebagainya.
Pendidikan kesehatan penting untuk menunjuang program-program kesehatatan lain. Pendidikan kesehatan merupakan jangka panjang (behavioral investment) yang artinya hasil investasi pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian, dalam waktu yang pendek pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Walaupun peningkatan pengetahuan belum berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan, tetapi akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact). Dan perilaku kesehatan akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan.
Dari bagan di atas dapat dilihat ada  tiga faktor yang membantu pendidikan kesehatan mempengaruhi perilaku. Yang pertama, Predisposing factor (faktor mendasar) faktor ini dapat terlaksana melalui dinamika kelompok. Kedua, Enabling factor (faktor pemungkin) faktor ini terlaksana melalui pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM), pemasaran sosial, dan pengembangan organisasi (PO). Ketiga, Reinforcing factor (faktor penguat) faktor ini dapat terlaksana melalui program training pengembangan organisasi. Setelah ketiga faktor tersebut mempengaruhi perilaku akan terjadi perubahan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan, tetapi dalam bagan tersebut ada faktor lain yang mempengaruhi status kesehatan yaitu lingkungan, keturunan, dan pelayanan kesehatan. lingkungan dapat memperngaruhi status kesehatan karena jika lingkungan tidak baik maka kesehatan seseorang akan terganggu. Keturunan dapat mempengaruhi karena jika seseorang memiliki penyakit dalam tubuhnya yang dapat menurun kepada anaknya maka kesehatan anakny akan terganggu. Dan pelayanan kesehatan mempengaruhi karena jika pelayanan kesehatan tidak baik maka pasien yang dalam pengobatan tidak akan terlayani secara maksimal yang mengakibatkan kondisi pasien tersebut terpengaruhi.
  
 REFERENSI
A.    Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta.
B.     Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta, Rineka Cipta.
C.     Notoatmodjo, 2011, Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni, Jakarta, Rineka Cipta.
D.     Undang – Undang Kesehatan N0.36  Tahun 2009.
E.      Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
F.    WHO.int/health topic/health.
 G.  Health Behavior anda Health Education Karen Glanz, Barbara, K.Rimer, K.Viswanath
























Makalah Konsep Sehat Sakit

Mungkin anda sudah sering mendengar kata sehat dan sakit, namun apakah anda tahu mengenai pengertian sehat dan sakit yang sebenarnya me...